Rabu, 01 Juni 2011

ANALISA SUMBER & PENGGUNAAN KAS, MODAL KERJA & ANALISA BEP

A. ANALISA SUMBER & PENGGUNAAN KAS

Langkah-langkah menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan dana :

1) Menyusun laporan perubahan neraca, yang menggambarkan perubahan masing-masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa (bulanan atau tahunan)

2) Mengelompokkan perubahan-perubahan dalam golongan perubahan yang memperbesar / memperkecil kas

3) Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba (laporan laba ditahan) ke dalam golongan yang memperbesar/ memperkecil kas

4) Mengadakan konsolidasi dari semua informasi ke dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana

Perubahan elemen neraca antara dua saat efeknya memperbesar kas disebut sumber-sumber dana, diantaranya :

1) Berkurangnya aktiva lancar selain kas

a) Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan.

b) Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.

c) Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan

2) Berkurangnya aktiva tetap

a) Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana

b) Berkurangnya aktiva tetap neto berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan

3) Bertambahnya setiap jenis hutang

Bertambahnya hutang (hutang lancar, hutang jangka panjang) berarti terjadi penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan

4) Bertambahnya modal

Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan saham baru tersebut merupakan sumber dana

5) Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Mengenai perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil dana/ kas, antara lain :

1.Bertambahnya aktiva lancar selain kas

Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang dan pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana.

2. Bertambahnya aktiva tetap

Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana.

3. Berkurangnya hutang

Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya. Pembayaran kembali hutang berarti penggunaan dana.

4. Berkurangnya modal

Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu merupakan penggunaan dana. Dalam P.I. pembelian kembali sahampun merupakan penggunaan dana.

5. Pembayaran cash deviden

Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak.

6. Kerugian operasi perusahaan

Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva atau bertambahnya hutang. Sebenarnya bertambahnya hutang merupakan sumber dana tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana.

Contoh laporan sumber-sumber dan penggunaan dana

PERUSAHAAN PT. RAHAYU

LAPORAN PERUBAHAN NERACA 31 DES 1980 – 31 DES 1981

(DALAM RIBUAN RUPIAH)


31/12/1980 31/12/1981

Perubahan

Debet


Kredit
AKTIVA
Kas Rp. 600 Rp. 700 Rp. 100 Rp. -
Efek Rp. 700 Rp. 500 Rp. - Rp. 200
Piutang Rp. 1.200 Rp. 1.000 Rp. - Rp. 200
Barang Rp. 2.200 Rp. 2.600 Rp. 400 Rp. -
Mesin Rp. 4.000 Rp. 5.000 Rp. 1.000 Rp. -
Akum. depresiasi mesin Rp. (400) Rp. (600) Rp. - Rp. 200
Bangunan Rp. 4.000 Rp. 4.000 Rp. - Rp. -
Akum. depresiasi bangunan Rp. (600) Rp. (900) Rp. - Rp. 300
Tanah Rp. 2.300 Rp. 3.700 Rp. 1.400 Rp. -
Jumlah Aktiva Rp. 14.000 Rp. 16.000

HUTANG & MODAL
Hutang perniagaan Rp. 1.500 Rp. 1.000 Rp. 500 Rp. -
Hutang wesel Rp. 1.000 Rp. 1.200 Rp. - Rp. 200
10 % obligasi Rp. 4.500 Rp. 6.000 Rp. - Rp. 1.500
Modal saham Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. - Rp. -
Surplus modal Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. - Rp. -
Laba ditahan Rp. 1.000 Rp. 1.800 Rp. - Rp. 800
Jumlah Hutang & Modal Rp. 14.000 Rp. 16.000
Jumlah Rp. 3.400 Rp. 3.400

Selama tahun 1981, Perusahaan PT. Rahayu mendapatkan keuntungan netto sesudah pajak sebesar Rp. 1.500.000 dan dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 700.000

PERUSAHAAN PT. RAHAYU

LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

31 DESEMBER 1980 – 31 DESEMBER 1981

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sumber-Sumber


Penggunaan
Dana berasal dari operasi :
Keuntungan neto Rp. 1.500 Cash deviden Rp. 700
Depresiasi Rp. 500 Bertambahnya mesin Rp. 1.000
Berkurangnya efek Rp. 200 Bertambahnya tanah Rp. 1.400
Bekurangnya piutang Rp. 200 Bertambahnya barang Rp. 400
Bertambahnya hutang wesel Rp. 200 Berkurangnya hut. perniagaan Rp. 500
Bertambahnya obligasi Rp. 1.500 Bertambahnya kas Rp. 100
Rp. 4.100 Rp. 4.100

Dari laporan penggunaan dana tersebut diatas, nampak bahwa penggunaan dana yang menonjol adalah untuk penambahan mesin, penambahan tanah dan pembayaran cash deviden.

- Bertambahnya mesin, berarti perusahaan telah mengadakan perluasan usahanya.

- Bertambahnya mesin, berarti perusahaan telah mengadakan perluasan usaha

- Pembelian tanah, berarti persiapan ekspansi lebih lanjut

Bagaimana penambahan mesin dan tanah itu dibelanjai ?

Kita harus meneliti sektor sumber-sumber dananya. Sumber-sumber dana yang menonjol adalah dana yang berasal dari keuntungan neto dan depresiasi (internal sources) dan hutang jangka panjang (obligasi).

- Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 700.000 (47%) dan masih ada sisa keuntungan neto sebesar Rp. 800.000 (Rp. 1.500.000 – Rp. 700.000). Sisa keuntungan tersebut merupakan modal sendiri. Dana yang paling tepat untuk membiayai pembelian tanah tetapi ternyata dananya tidak cukup karena tambahan tanah meliputi jumlah Rp. 1.400.000. Dengan demikian kekurangannya sebesar Rp. 600.000 dibelanjai dengan hutang jangka panjang

- Hutang jangka panjang sebagian digunakan untuk menutup kekurangan dana untuk membeli tanah dan sisa hutang jangka panjang yang tersedia untuk pembelian mesin (1.500.000 – Rp. 600.000), tinggal sisanya sebesar Rp. 900.000

- Tambahan mesin meliputi Rp. 1.000.000 dan dapat dibelanjai dengan hutang jangka panjang dan depresiasi

Dari analisa sumber-sumber dan penggunaan dana PT. Rahayu dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan dananya dalam tahun 1981 sebagian besar untuk ekspansi dalam bentuk pembelian mesin dan tanah.

- Pembelian mesin dibelanjai terutama dengan hutang jangka panjang dan depresiasi. Kebijaksanaan tersebut dapat dibenarkan ditinjau dari sudut likuiditas.

- Pembelian tanah dibelanjai sebagian dengan modal sendiri dan sebagian dari hutang jangka panjang. Kebijaksanaan pembiayaan tanah dengan hutang tidak dibenarkan ditinjau dari sudut likuiditas

B. ANALISA SUMBER & PENGGUNAAN MODAL KERJA

Dalam kenyataannya selain membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar kas, perusahaan juga membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar modal kerja (statements of sources and uses of working capital).

Pengertian modal kerja

Modal kerja dapat diartikan beberapa Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak dicantumkan penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri karena tidak akan mengakibatkan perubahan modal kerja (netto).

Aktiva Lancar


Hutang Lancar
Kas Rp. 100.000 Hutang perniagaan Rp. 200.000
Piutang Rp. 200.000 Hutang wesel Rp. 100.000
Inventory Rp. 300.000
Modal kerja Rp. 300.000
Jumlah aktiva Rp. 600.000 Jumlah hut. & mod. Rp. 600.000

Selanjutnya terjadi berbagai transaksi yang mengakibatkan perubahan unsur aktiva lancar dan hutang lancar, yaitu :

a. Perubahan ke – 1

Pembelian barang (inventory) secara kredit sebesar Rp. 50.000.

Aktiva Lancar


Hutang Lancar
Kas Rp. 100.000 Hutang perniagaan Rp. 250.000
Piutang Rp. 200.000 Hutang wesel Rp. 100.000
Inventory Rp. 350.000
Modal kerja Rp. 300.000
Jumlah aktiva Rp. 650.000 Jumlah hut. & mod. Rp. 650.000

b. Perubahan ke – 2

Pembayaran hutang perniagaan sebesar Rp. 100.000 dengan kas

Aktiva Lancar


Hutang Lancar
Kas Rp. - Hutang perniagaan Rp. 150.000
Piutang Rp. 200.000 Hutang wesel Rp. 100.000
Inventory Rp. 350.000
Modal kerja Rp. 300.000
Jumlah aktiva Rp. 550.000 Jumlah hut. & mod. Rp. 550.000

Dari contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah modal kerja harga akn berubah jika ada perubahan dalam non current account (aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal sendiri). Perubahan unsur non current account yang memperbesar modal kerja disebut dengan sumber modal kerja atau sources of work capital. Sedangkan yang memperkecil modal kerja disebut dengan penggunaan modal kerja.

Jika penggunaan modal kerja lebih kecil dibandingkan dengan sumber modal kerja maka hal ini akan mempunyai efek neto yang positif. Sedangkan jika penggunaan modal kerjanya lebih besar maka efek netonya akan memperkecil modal kerja.

Sumber-sumber modal kerja, antara lain :

1. Berkurangnya aktiva tetap
2. Bertambahnya hutang jangka panjang
3. Bertambahnya modal
4. Keuntungan dan operasi perusahaan

Penggunaan modal kerja, antara lain :

1. Bertambahnya aktiva tetap
2. Berkurangnya hutang jangka panjang
3. Berkurangnya modal
4. Pembayaran cash deviden
5. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
6. Bagan perubahan non current account yang mempunyai efek memperbesar modal kerja (sumber-sumber modal)


Current Accounts

Aktiva Lancar Hutang Lancar

(+) Modal Kerja(AL – HL)
(+) (+) (+)
Non Current Accounts
(-)
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang

Modal Sendiri Modal (+)
Laba Ditahan
(+)

Sumber: Bambang Riyanto: Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan

Bagan perubahan unsur non current accounts yang mempunyai efek memperkecil modal kerja (penggunaan modal kerja)

Current Accounts

Aktiva Lancar Hutang Lancar

(-) Modal Kerja(AL – HL)
(-) (-) (-)
Non Current Accounts
(+)
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang

Modal Sendiri Modal (+)
Laba Ditahan
(+)

Sumber: Bambang Riyanto: Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan

Langkah-langkah penyusunan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja :

a. Menyusun laporan perubahan modal kerja

Untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja

1. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current account ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja
2. Mengelompokkan unsure-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang perubahannya mempunyai efek memperkecil modal kerja
3. Menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja

Contoh Laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja
Unsur-unsur modal kerja 31/12/1980 31/12/1981

Perubahan Modal Kerja

Bertambah


Berkurang
Aktiva Lancar
Kas Rp. 600 Rp. 700 Rp. 100 Rp. -
Efek Rp. 700 Rp. 500 Rp. - Rp. 200
Piutang Rp. 1.200 Rp. 1.000 Rp. - Rp. 200
Barang Rp. 2.200 Rp. 2.600 Rp. 400 Rp. -
Jumlah aktiva lancar Rp. 4.700 Rp. 4.800

Hutang Lancar
Hutang perniagaan Rp. 1.500 Rp. 1.000 Rp. 500 Rp. -
Hutang wesel Rp. 1.000 Rp. 1.200 Rp. - Rp. 200
Jumlah hutang lancar Rp. 2.500 Rp. 2.200

Modal Kerja Rp. 2.200 Rp. 2.600
Rp. 1.000 Rp. 600
Tambah modal kerja Rp. - Rp. 400
Jumlah Rp. 1.000 Rp. 1.000

Sumber: Bambang Riyanto: Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan

Dari tabel diatas, nampak besarnya modal kerja pada akhir tahun 1981 (31/12/1981) lebih besar daripada jumlah modal kerja pada saat sebelumnya (31/12/1980), berarti ada tambahan modal kerja. Kenaikan modal kerja ini disebabkan sumbernya lebih besar daripada penggunaannya (sources > uses)

Contoh laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja

PERUSAHAAN PT. RAHAYU

LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

31 DESEMBER 1980 – 31 DESEMBER 1981

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

Sumber-Sumber


Penggunaan
Dana dari operasi :
Keuntungan neto Rp. 1.500 Cash deviden Rp. 700
Depresiasi Rp. 500 Bertambahnya mesin Rp. 1.000
Bertambahnya hutang jangka panjang Rp. 1.500 Bertambahnya tanah Rp. 1.400
Bertambahnya modal kerja Rp. 400
Rp. 3.500 Rp. 3.500

Sumber: Bambang Riyanto: Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan

Arti pentingnya analisa sumber-sumber dan penggunaan modal kerja

1. Untuk mengetahui laporan tahun lalu
2. Untuk proyeksi yang dimaksudkan
3. Untuk menilai kebijaksanaan dalam penggunaan dan cara mendapatkan dana untuk periode mendatang

C. ANALISA BEP

Titik Pulang Pokok atau Titik Impas atau Break Even Point (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan kondisi pada saat itu Total Biaya ( Total Cost ) sama besar dengan Total Pendapatan (Total Revenue).

Total Biaya adalah penjumlahan antara Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya Tetap adalah sejumlah biaya yang perubahannya tidak dipengaruhi oleh volume produksi tetapi dikarenakan oleh adanya faktor waktu.

Contoh : Gaji manager per bulan, Sewa gedung per tahun dsb.

Biaya Variabel adalah sejumlah biaya yang perubahannya dipengaruhi oleh volume produksi, sehingga membentuk fungsi biaya variable.

Contoh : Bahan baku per unit, Tenaga Kerja Langsung per unit.

Total Pendapatan adalah hasil perkalian antara kuantitas yang terjual dengan harga per unit.

Manfaat BEP :
1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Rumus BEP :

Rumus Titik Impas dalam Unit

========Biaya tetap========
———————————–
Harga/unit – Biaya variable/unit

Rumus Titik Impas dalam Rupiah

=========Biaya Tetap ( Fixed Cost )==========
——————————————————
{ 1 – ( Biaya Variabel per unit / Harga Jual per unit ) }

Ilustrasi 1 :

Panitia penyelenggara Fa. Tahan Krisis akan mendatangkan artis penyanyi dari luar negeri. Perhitungan kasar yang akan dikeluarkan untuk melangsungkan acara pertunjukan musik tersebut, adalah :

Honor Penyanyi Rp. 50.000.000,-
Honor Band Rp. 30.000.000,-
Sewa tempat dan panggung ( dengan kapasitas 2.500 penonton ) Rp. 87.500.000,-
Brosur, cetak tiket dan iklan lainnya Rp. 20.000.000,-
Snack dan minuman per orang Rp. 25.000,-
Dengan harga karcis masuk Rp. 150.000,- per orang penonton

BEP ( Break Even Point-Titik Impas) dalam jumlah penonton :

Rp. 50.000.000 + 30.000.000,-+87.500.000 + 20.000.000,-
—————————————————————
=======Rp.150.000,-/orang – Rp. 25.000/orang=========

= 1.500 orang penonton

BEP dalam Rupiah :

========Rp. 187.500.000,-===========
——————————————–
1 – ( Rp. 25.000/orang : Rp. 150.000/orang )

= Rp. 187.500.000 / 83,33 = Rp. 225.090.036,-

Ilustrasi 2 :
Nusantara Sakti, Co memproduksi dan menjual mesin penghisap debu. Laporan Rugi Laba yang disusun dengan format kontribusi, sbb :
Penjualan ( 400 unit)==Rp.2.400.000,-==Rp. 6.000,-==100%
Biaya variabel======Rp.1.800.000,-==Rp. 4.500,- == ….. %
Margin Kontribusi====Rp. 600.000,-===Rp. 1.500,-=== ….%
Biaya Tetap=========Rp. 480.000,-
Laba Bersih=========Rp. 120.000,-

Instruksi dan Solusi :
a. Rasio Margin Kontribusi
Rp. 1.500/Rp.6.000,- x100% = 25%

b. Rasio Biaya Variabel
Rp.4.500,-/Rp.6.000,- x 100% = 75%

c. Titik Impas, dengan rumus Penjualan = BV + BT + Laba
6.000 Q = 4.500 Q+ Rp. 480.000,- + 0
1.500 Q = Rp. 480.000,-
Q BEP = 320 unit atau Rp. 1.920.000,

1 komentar: